PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN JIGSAW
Dalam model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw, terdapat kelompok ahli dan kelompok asal. Kelompok asal adalah kelompok
awal siswa terdiri dari berapa anggota kelompok ahli yang dibentuk dengan memperhatikan
keragaman dan latar belakang. Guru harus trampil dan mengetahui latar belakang
siswa agar terciptanya suasana yang baik bagi setiap angota kelompok. Sedangkan
kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok lain
(kelompok asal) yang ditugaskan untuk mendalami topik tertentu untuk kemudian
dijelaskan kepada anggota kelompok asal.
Para anggota dari kelompok asal yang
berbeda, bertemu dengan topik yang sama dalam kelompok ahli untuk berdiskusi
dan membahas materi yang ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok serta
membantu satu sama lain untuk mempelajari topik mereka tersebut. Dalam hal ini peran guru adalah mefasilitasi dan memotivasi
para anggota kelompok ahli agar mudah untuk memahami materi yang diberikan.
Setelah pembahasan selesai, para anggota kelompok kemudian kembali pada
kelompok asal dan mengajarkan pada teman sekelompoknya apa yang telah mereka
dapatkan pada saat pertemuan di kelompok ahli.Para kelompok ahli harus mampu
untuk membagi pengetahuan yang di dapatkan saat melakuakn diskusi di kelompok
ahli, sehingga pengetahuan tersebut diterima oleh setiap anggota pada kelompok
asal. Kunci tipe Jigsaw ini adalah interdependence setiap siswa terhadap
anggota tim yang memberikan informasi yang diperlukan. Artinya para siswa harus
memiliki tanggunga jawab dan kerja sama yang positif dan saling ketergantungan
untuk mendapatkan informasi dan memecahkan masalah yang biberikan.
Langkah-langkah dalam penerapan teknik Jigsaw adalah sebagai
berikut :
1.
Guru membagi suatu kelas menjadi beberapa kelompok, dengan
setiap kelompok terdiri dari 4 – 6 siswa dengan kemampuan yang berbeda.
Kelompok ini disebut kelompok asal. Jumlah anggota dalam kelompok asal
menyesuaikan dengan jumlah bagian materi pelajaran yang akan dipelajari siswa
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dalam tipe Jigsaw ini,
setiap siswa diberi tugas mempelajari salah satu bagian materi pembelajaran
tersebut. Semua siswa dengan materi pembelajaran yang sama belajar bersama
dalam kelompok yang disebut kelompok ahli (Counterpart Group/CG). Dalam
kelompok ahli, siswa mendiskusikan bagian materi pembelajaran yang sama, serta
menyusun rencana bagaimana menyampaikan kepada temannya jika kembali ke
kelompok asal. Kelompok asal ini oleh Aronson disebut kelompok Jigsaw (gigi
gergaji). Misal suatu kelas dengan jumlah 40 siswa dan materi pembelajaran yang
akan dicapai sesuai dengan tujuan pembelajarannya terdiri dari 5 bagian materi
pembelajaran, maka dari 40 siswa akan terdapat 5 kelompok ahli yang beranggotakan
8 siswa dan 8 kelompok asal yang terdiri dari 5 siswa. Setiap anggota kelompok
ahli akan kembali ke kelompok asal memberikan informasi yang telah diperoleh
atau dipelajari dalam kelompok ahli. Guru memfasilitasi diskusi kelompok baik
yang ada pada kelompok ahli maupun kelompok asal.
2.
Setelah siswa berdiskusi dalam kelompok ahli maupun kelompok
asal, selanjutnya dilakukan presentasi masing-masing kelompok atau dilakukan
pengundian salah satu kelompok untuk menyajikan hasil diskusi kelompok yang telah
dilakukan agar guru dapat menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang
telah didiskusikan.
3.
Guru memberikan kuis untuk siswa secara individual.
4.
Guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui skor
penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual
dari skor dasar ke skor kuis berikutnya.
5.
Materi sebaiknya secara alami dapat dibagi menjadi beberapa
bagian materi pembelajaran.
6.
Perlu diperhatikan bahwa jika menggunakan Jigsaw untuk
belajar materi baru maka perlu dipersiapkan suatu tuntunan dan isi materi yang
runtut serta cukup sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Kelebihan Pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw
Menurut
Ibrahim dkk (2000) menyatakan bahwa belajar kooperatif dapat mengembangkan
tingkah laku kooperatif dan hubungan yang lebih baik antar siswa, dan dapat
mengembangkan kemampuan akademis siswa. Siswa lebih banyak belajar dari teman
mereka dalam belajar kooperatif dari pada guru. Ratumanan (2002)
menyatakan bahwa interaksi yang terjadi dalam bentuk kooperatif dapat memacu
terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual siswa.
Kelemahan Pembelajaran Kooperatif
tipe Jigsaw
Beberapa
hal yang bisa menjadi kendala aplikasi model ini dilapangan yang harus kita
cari jalan keluarnya, menurut Roy Killen (1996), adalah:
1. Prinsip utama pola pembelajaran ini
adalah ‘peer teaching” pembelajaran oleh teman sendiri, akan menjadi kendala
karena perbedaan persepsi dalam memahami suatu konsep yang akan didiskusikan
bersama dengan siswa lain.
2. Dirasa sulit meyakinkan siswa untuk
mampu berdiskusi menyampaikan materi pada teman, jika siswa tidak memiliki rasa
kepercayaan diri.
3. Rekod siswa tentang nilai,
kepribadian, perhatian siswa harus sudah dimiliki oleh pendidik dan ini
biasanya dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengenali tipe-tipe siswa dalam
kelompok tersebut.
4. Awal penggunaan metode ini biasanya
sulit dikendalikan, biasanya membutuhkan waktu yang cukup dan persiapan yang
matang sebelum model pembelajaran ini bisa berjalan dengan baik.
5. Aplikasi metode ini pada kelas
yang besar ( lebih dari 40 siswa) sangatlah sulit, tapi bisa diatasi dengan
model team teaching.
Betway Casino Hotel & Spa - Mapyro
BalasHapusCompare reviews, photos & ratings of 경산 출장마사지 Betway 제주 출장안마 Casino Hotel & Spa - Casino 전라남도 출장안마 in Biloxi, 서산 출장마사지 MS - 춘천 출장마사지 see 17 photos and 2 tips from 1208 visitors. Rating: 8.1/10 · 1,811 votes · Price range: $$$